Manajemen Peserta Didik
Manajemen Pendidikan pada umumnya berorientasi pada pendekatan-pendekatan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atau pemantauan. Manajemen sama halnya dengan pengelolaan sebuah organisasi yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi fungsi-fungsi dan pendekatan pada objek atau sasaran yang dikelola. Terkait tentang pendidikan maka objek yang atau sasaran yang dikelola dalam organisasi sebuah lembaga pendidikan adalah siswa, personil, sarana dan sebagainya. Suatu pandangan yang lebih bersifat umum bahwa manajemen ialah proses menginyegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk menyelasaikan suatu tujuan (Johnson, 1973, h. 15) yang dimaksud sumber disini adalah mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen pendidikan juga menrupakan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.[1]
Dalam hal ini pembahasan akan lebih mengkaji pada manajemen peserta didik, bagaimana konsep dasar dan seperti apa agar terciptanya sebuah proses pembelajaran khususnya dalam mengelola dan menguasai peserta didik agar terwujudnya suasana yang kondusif dan efektif.
- Pengertian Manajemen Siswa/ Peserta Didik
Manajemen peserta didik adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. Tidak semua hal yang berhubungan dengan siswa termasuk dalam manajemen siswa, tapi adakalanya termasuk manajemen lain. Semisal mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok belajar, termasuk manajemen kurikulum. Tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikaegorikan sebagai manajemen siswa.[2]
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual.
- Tujuan dan fungsi manajemen peserta didik
Tujuan dan fungsi manajemen peserta didik terbagi menjadi dua bagian, yakni; tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah dan dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan tujuan khusus manajemen peserta didik yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan psikomotor peserta didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan terpenuhinya poin-poin diatas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Kemudian fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannyadan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Dan fungsi manajemen pendidikan secara khusus dapat dilihat sebagai berikut:
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan seperti: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalurkan hobi, kesenangan dan minatnya. Yang demikian patut untuk disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. [3]
Bila ditinjau dari lingkup pembahasannya, manajemen peserta didik yaitu dapat dilihat dari jenis-jenis kegiatan manajemen siswa yang dapat diidentifikasi dengan cara menggambarkannya dalam proses transformasi sekolah. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai siswa lulus/ meninggalkannya terdapat 4 kelompok pemanajemenan, yaitu:
1. Penerimaan siswa
2. Ketata usahaan siswa
3. Pencatatan bimbingan dan penyuluhan
4. Pencatatan prestasi belajar.[4]
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suaty sekolah. Kesalahan dalam penerimaan siswa baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Kemudian setelah itu barulah bertindak pada bagian tata usaha sekolah yang menjadi tugasnya untuk memproses siswa-siswa tersebut dalam catatan sekolah. Setelah itu pencatatan untuk diikut sertakan dalam bimbingan dan penyuluhan yang diselenggarakan sekolah yang tujuannya adalah untuk pengenalan yang lebih jelas mengenai dirinya (peserta didik) dari segi kemampuannya, kelebihan dan kekurangannya, kemauannya, sifat yang baik dan kurang baik, kebiasaanya, kegemarannya, serta memahamkan pemahaman pada didrinya dan mampu mengaktualisasikannya. Pengenalan terhadap lingkungan, dan mencoba untuk memberikan pemahaman tentang problem-problem yang akan terjadi pada dirinya yang diharapkan dapat diatasi oleh dirinya dengan baik.
[1] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd, M.T, Manajemen; Teori Praktek dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 9.
[2] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana S. Pd, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 57.
[3] http://akhmadsudrajat.wordpres.com
[4] Ibid, hlm. 57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar