Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula budaya yang serba instan. Ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan terpisahkan. Semakin maju perkembangan zaman, maka semakin meluas pula budaya yang serba instan. Kita bisa melihat budaya instan dalam berbagai hal; mulai dari makanan, pekerjaan, profesi, pengkaderan, politik, dunia olahraga sepak bola, bahkan dalam dunia pendidikanpun terjadi proses serba instan.
Dari segi makanan, banyak makanan instan yang kita jumpai di setiap toko maupun swalayan baik berupa kemasan, kaleng, siap saji, dsb. Dan hampir setiap orang mengkonsumsinya. Begitu pula dengan pekerjaan, hampir semua orang menyelesaikan pekerjaanya dengan jasa/ alat Bantu mesin; mesin cuci, rice coocker, bahkan saat ini orang-orang barat/ Eropa menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan bantuan robot yang diciptakannya dengan berbagai teknologi yang canggih, yaitu robot yang didesain sedemikian rupa hingga mirip seperti manusia sungguhan, sungguh serba instan di abad XX ini. Kemudian dalam hal politik terjadi banyak yang alih jalur ke ranah politik dari berbagai latar belakang; pengusaha, mubaligh, artis, dsb. Kemudian dunia olahraga sepak bola yang sering adanya naturalisasi pemain demi mewujudkan tim yang baik dan hebat dengan cara instant. Bahkan dalam hal pendidikanpun demikian, banyaknya pendidikan yang tidak terikat dengan waktu/ masa tertentu dan lembaga seperti; home schooling, paket A, B, C, dsb.
Dalam dunia akademik perkampusan pun demikian, banyak mahasiswa yang mengerjakan penugasan dari dosen dan demi mendapatkan nilai yang baik dengan cara instan, akhirnya dilakukan dengan cara yang tidak sportif seperti melakukan plagiat, copy paste, dsb.
Budaya Serba instan ini seperti panduan hidup di zaman modern saat ini, yang melakukan berbagai hal aktifitas kehidupan dengan serba cepat, gesit, dan mudah tanpa menghiraukan prosesnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar