Membuka Cakrawala Pengetahuan

Membuka Cakrawala Pengetahuan

Rabu, 04 April 2012

MA'RIFAT DIRI


Terkadang kita serius dalam memahami dan mengenal orang yang kita cintai...
Tapi kita tidak pernah serius dalam mengenal dan memahami lebih jauh terhadap siapa yang menciptakan orang tersebut... yakni Ialah Yang Maha Pencipta, Rabbul ‘Izzaty... pencipta alam jagat raya ini, Allah ‘Azza Wa Jalla.
            Kita sering kali salah dalam mengambil keputusan, yang berdasarkan keinginan semata. Adanya banyak pilihan membuat kita bingung dan akhirnya menjadi samar-samar dalam memahami hakekat kehidupan. Sungguh diri ini belum mampu untuk memahami sesuatu yang tersirat dalam kehidupan di dunia yang terhampar ini. Mungkin sudah jelas ranbu-rambu ataupun tanda dan petunjuk yang diberikan oleh-Nya, namun diri ini belum mampu untuk menangkap dengan jelas tanda itu, dan terkadang sering menghilang tertutup dan akhirnya tidak terlihat sama sekali karena terlena dan tersihir oleh dunia.
Dunia... dunia... dunia...
Bagiku kau ibarat musuh dalam selimut. Kau menjadi sahabat, tapi menikam dari belakang...
Kadangkala kita selalu terbujuk oleh rayuan dunia yang menggoda, dan terkecoh serta terlena oleh kenikmatan dunia ini, yang padahal kenikmatan itu hanya semu yang pada akhirnya bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri dan menjerumuskan ke lubang yang hina. Maka..... yang aku inginkan adalah “SAHABAT TERBAIK”... yang menjadi “SPARRING PATNERKU”... yang ia bisa menjadi lawan yang sebanding dengan diriku dan menasehatiku ketika aku brutal dan berontak dalam melampiaskan nafsu terhadap dunia ini...”
            Dimanakah engkau wahai Sparing Patnerku??!!....Ia masih aku cari....”
Karena aku belum menemukan lawan sebanding dengan diriku ini yang senantiasa selalu berontak dan mencampur adukan antara hitam dan putih yang akhirnya menjadi samar dan tidak jelas dalam memandang sesuatu yang sebenarnya sudah jelas ketentuannya.
            Yah..... memang butuh waktu untuk mencari lawan yang sebanding....
Dan setidaknya aku kini  menyadari, sesungguhnya sahabat terbaik itu adalah “HATI”, yang selalu memberikanku solusi terbaik diantara banyak pilihan, dan selalu memberikan jawaban yang bijak untuk memutuskan suatu pilihan yang menurut kita hal itu sangat susah dan berat. Ia juga sering memberikan motivasi disaat kita sedang luput, lengah, cemas dan takut dengan keadaan dan realita yang ada. Tapi..... lagi-lagi itu semua terbantah dan terkalahkan oleh nafsu yang begitu kuat yang timbul dalam diri, dan karena ia belum menjadi Sparing Patner/ lawan yang sebanding denganku. Nafsu keduniawian masih membekenggu dan jauh lebih unggul dan lebih kuat sehingga mematahkan semua saran dan nasehat dari sahabat terbaiku....
            Aku merenung untuk sesaat......
            Dan kini aku menemukan Sparing Patnerku.... ia tidak jauh dari diriku,, ia adalah “PIKIRANKU” sendiri.... Ia bisa menjadi lawan sebanding dan bahkan jauh lebih kuat untuk melawan diriku. Pikiran inilah yang mampu merasionalkan, menetralkan dan mengendalikan ketika kita sedang berontak. Disaat Hati sedang berdebat serius dengan sangat hebat dalam melawan gejolaknya diri ini (nafsu), maka pikiran sangat berperan dalam saat genting seperti itu. Ia bisa menjadi power, kekuatan yang menentukan dan memutuskan atas permasalahan dan hal tersebut yang sedang diperdebatkan.
            Bila pikiran jernih, maka ia akan menjadi sparing patner bahkan jauh lebih kuat untuk menentukan dan menggerakan serta mengarahkan kepada hal yang baik dan positif dengan memperhitungkan sisi baik dan buruknya serta maslahat dan madhorotnya. Dan kacaunya, jika pikiran itu keruh (tidak jernih), maka ia pun bisa menjadi sparing patner bahkan jauh lebih kuat untuk mengarahkan kepada hal yang buruk bahkan bisa lebih jahat dari yang buruk itu.
            Ternyata tidak cukup dengan kita menemukan Sparing Patner itu....!!!”
Ada satu hal lagi yang sering kita abaikan... yaitu “RUH JIWA/ SUKMA” yang itu bisa dihadirkan melelui amalan-amalan shaleh yang dilakukan. Sesungguhnya amalan-amalan shaleh yang dilakukan itu sebagai identitas yang kemudian melekat dalam sukma, yang artinya Ruh Jiwa kita akan terbelut oleh cahaya ketuhanan, nur ilahi.... yang kemudian secara otomatis membawa aura positif yang menarik kita ke arah yang hanif, lurus yang senantiasa menuju jalan sesuai jalur yang telah ditentukan oleh ilahi Rabby....
            Oleh karena itu..... wahai jiwa-jiwa yang GALAU....
Sesungguhnya amalan-amalan shaleh itulah yang harus kita kerjakan dan istiqomahlah dalam menjalankannya.... karena ia sebagai benteng diri, kekuatan yang terpancar dan terpatri dalam jiwa yang terbalut oleh nur cahaya ilahi.....

Allahummaj’alna min ‘ibadikassholihin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar