Membuka Cakrawala Pengetahuan

Membuka Cakrawala Pengetahuan

Sabtu, 14 Mei 2011

Definisi Kurikulum

Definisi Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, “curiculum” semula berarti “a running course, or race course, especially a chariot race course” dan dapat pula dalam bahasa prancis, ”corier” artinya “to run, berlari”. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan baru.
Dalam pandangan lama atau klasik, lebih menekankan bahwa kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi-materi yang harus ditempuh disekolah, dalam artian sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh murid untuk memperoleh ijazah, itulah kurikulum.(Dr. Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran. Jakarta;Bumi Aksara, 2007) sedangkan dalam pandangan baru atau modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi didalam proses pebndidikan.
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu hingga dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sesuai dengan pandangan dan pendapat masing-masing.
Di luar itu sebenarnya makna dari kurikulum itu sendiri sangat luas, kurikulum tidak mesti harus tertulis, yang terpenting bagaimana langkah-langkah untuk mencapai tujuan akhir terpenuhi. Dari langkah-langkah itulah sebenarnya tersirat(tidak tertulis) adanya kurikulum.
Hal yang mendasar dari sebuah kurikulum itu sendiri yaitu didalamnya terdapat isi, metode, tujuan dan evaluasi. Dan kurikulum itu tidak terbatas oleh sistem pada lembaga formal, akan tetapi seseorang yang memiliki prinsip yang kuat dan jelas dalam memaknai kehidupan, maka ia mempunyai kurikulum tersendiri untuk memperoleh sebuah tujuan yang hendak dicapai. Dengan adanya Visi dan Misi, motivasi dan tujuan hidup itu merupakan kurikulum setiap orang yang pastinya berbeda-beda meskipun tidak tertulis namun melekat dalam jiwa yang kemudian dijalaninya langkah demi langkah untuk memperoleh sesuatu/tujuan akhir.
Inilah definisi kurikulum bila ditinjau dari segi filsafat. Pembahasannya sangat luas, kurikulum tidak hanya terbatas dan terpaku pada pendidikan di sekolah maupun lembaga-lembaga formal akan tetapi lebih kepada proses dalam menjalani kehidupan yang tentunya setiap orang, sebuah keluarga, organisasi, bangsa dan Negara memiliki kurikulum tersendiri dalam proses memperoleh suatu tujuan yang telah ditentukan.
Aplikasi dari kurikulum itu sendiri bisa dilihat dari langkah-langkah menuju tujuan yang hendak dicapai. Langkah-langkah tersebut sama halnya dengan metode/ cara bagaimana ia bisa mencapai tujuan, dengan berbagai cara dan usaha apapun, yang terpenting ialah bagaimana ia sampai pada tujuan itu sendiri. Dan dalam proses itu terdapat banyak hambatan-hambatan, oleh karenanya perlu adanya evaluasi untuk mencari jalan keluar yang terbaik dan agar tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN DI DALAM DIRI


Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri
Oleh: Fikri Arief Husaen* 

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kepemimpinan seringkali dianalisis dari segi kualitas kepemimpinan. Dan kualitas kepemimpinan itu, misalnya; kecerdasan, energi, inisiatif dan antusias. Hal ini lebih bersifat universal. Pemimpin sudah selayaknya memperhatikan kualitas-kualitas yang diharapkan atau dipersyaratkan dalam kelompok kerja. Kepemimpinan yang efektif meliputi spectrum penuh tanggung jawab, dan sepanjang waktu. Dalam seluruh organisasi ataupun lembaga formal, yang melibatkan berbagai macam orang yang terlibat dalam tugas-tugas yang banyak. Seorang pemimpin adalah seseorang (kualitas-kualitas) yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk memimpin suatu kelompok guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Sang pemimpin harus menampilkan performa yang tinggi dan memperhatikan kesejahteraan kelompok. Kepemimpinan itu tidak sekedar bersifat pribad, Sebab kualitas umum dari kepribadian dan karakter itu dapat diuraikan dalam spectrum “nilai-nilai kepemimpinan”. Hal itu sangat ditentukan oleh harapan-harapan kelompok atau organisasi.1
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik dan benar, tatapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntunan, binaan dan bimbingan, menunjukan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain, mengarahkan dan masih banyak lagi artinya.
Riset yang telah dilakukan dalam bidang psikolog menghasilkan suatu hasil yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan ciri pemimpin. Seorang pemimpin biasanya memiliki intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. Kesulitan yang sangat pokok yang dihadapi oleh orang yang sangat tinggi intelegen adalah persoalan komunikasi. Seorang pemimpin dapat memotivasi para pengikutnya, sehingga para pengikutnya dapat mengerti apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin biasanya memiliki kemampuan verbal yang luar biasa, sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada para pengikutnya. Adanya dorongan luar biasa dalam dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga timbul keinginan untuk memimpin orang agar semua keinginannya dapat terpenuhi. Seorang pemimpin mengerti pentingnya kerjasama. Mereka mencapai sukses dalam peranan kepemimpinan apabila mereka berhasil menggerakkan pengikut mereka untuk bekerja sama.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan tahapan pengembangan kepemimpinan?
2. Bagaimana mengembangkan kepemimpinan dalam diri?
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian dan Tahapan Pengembangan Kepemimpinan
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapat pengikut. Pemimpin adalah inti dari menejemen, ini berarti bahwa menejemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/ pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menenyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Dalam hal pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ketingkat yang lebih tinggi. Inti kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu kemampuan untuk mendapatkan pengikut dan juga merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar orang lain itu mau mengikuti dengan rela dan sadar, inilah yang perlu dikembangkan mulai dari tingkat awal sampai ketingkat yang paling tinggi.2
Joe Reynolds (seorang president Leadership Dynamic, Inc., sebuah perusahaan konsultan/ pelatihan yang bermarkas di Houston, Texas) mengungkapkan terkait tentang pengembangan kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang positif, selalu berusaha untuk mewujudkan visi pribadi akan hasil terbaik dengan bekerja sama saling menguntungkan dengan orang lain. Kepemimpinan yang positif mencakup:
  1. Tindakan individu-individu yang produktif dan bertanggung jawab oleh pemimpin maupun pengikutnya.
  2. Kontribusi untuk diri sendiri, masyarakat, organisasi, Negara, dan seluruh umat manusia.
  3. Pemimpin dan pengikut melakukan apa yang mereka ingin lakukan disamping menjadi apa yang mereka cita-citakan.
  4. Resiko dan pengorbanan.3
Tidak ada keberhasilan sejati tanpa kesulitan, tidak ada menerima tanpa memberi, tidak ada sukses tanpa hambatan, tidak ada imbalan tanpa kontribusi.

Kemudian dalam pengembangan kepemimpinan terdapat beberapa tahap/ tingkat kepemimpinan. John C. Maxwell (1995), membagi tingkat kepemimpinan menjadi lima tingkat:
  1. Tingkat 1 : Kedudukan/ hak
Ini adalah tingkat kepemimpinan awal yang mendasar. Satu-satunya pengaruh yang dimiliki adalah dibawa oleh jabatan. Orang yang berada pada tingkat ini memasuki peta hak wilayah, protokol, tradisi, organisasi, dan mungkin dia punya wewenang. Tatapi kepemimpinan yang sesungguhnya lebih dari hanya memiliki wewenang. Kepemimpinan yang sesungguhnya adalah menjadi orang yang diikuti orang lain dengan senang hati dan penuh keyakinan
  1. Tingkat 2 : Izin/ hubungan
  1. orang berada pada tingkat izin/ hubungan ini akan memimpin dengansaling hubungan
  2. kepemimpinan tumbuh subur dengan hubungan yang berarti, bukan peraturan lebih banyak.
  3. orang mengikuti karena mereka berkeinginan mengikuti.
  4. orang akan mengikuti melampaui wewenang yang dinyatakan.
  5. tingkat ini memungkinkan pekerjaan bisa menyenangkan
  1. Tingkat 3 : Produksi/ hasil
  1. pada tingkat ini segala hal yang baik mulai terjadi. Keuntungan meningkat, moral tinggi, kebutuhan terpenuhi, dan tujuan direalisasi.
  2. disinilah sukses dirasakan oleh kebanyakan orang
  3. memimpin dan mempengaruhi orang lain menyenangkan
  4. masalah terpecahkan dengan usaha minimum, karena adanya momentum
  5. orang mengikuti karena apa yang telah pemimpin lakukan untuk organisasi.
  1. Tingkat 4 : Pengembangan manusia/ reproduksi
  1. pada tingkat ini pertumbuhan jangka panjang terjadi
  2. komitmen untuk mengembangkan pemimpin akan memastikan pertumbuhan yang terus berlangsung bagi organisasi dan orang
  3. tanggung jawab utama seorang pemimpin adalah mengembangkan orang lain untuk melakukan pekerjaan
  4. orang mengikuti karena apa diri pemimpin dan apa yang pemimpin lakukan bagi mereka.
  1. Tingkat 5 : Kemampuan menguasai pribadi/ rasa hormat
  1. pada tingkat ini orang mengikuti karena siapa diri pemimpin dan apa yang pemimpin wakili
  2. pada tingkat ini dicadangkan bagi pemimpin yang telah melewatkan waktu bertahun-tahun menumbuhkan orang lain dan organisasi
  3. hanya sedikit yang berhasil ke tingkat ini4
  1. Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri
Proses pengembangan kepemimpinan dalam diri pemimpin itu sendiri adalah usaha untuk menemukan/ menjadi pemimpin yang sejati. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Dalam pengembangan kepemimpinan menuju kepemimpinan yang baik dan positif setidaknya harus memiliki kualitas-kualitas seperti; kematangan emosional, kompetensi teknik, pengabdian, kematangan pertimbangan, empati, semangat, dan disipin. Selain itu dalam usaha mengembangkan kepemimpinan dalam diri terdapat tujuh karakteristik umum yang harus dimiliki yaitu: integritas, empati, pengertian, keberanian, komitmen, keyakinan, dan komunikasi. Sifat-sifat tersebut meresap keseluruh budaya pemimpin, atau organisasi. 5
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard; bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kepemimpinan berkaitan dengan tujuh karakteristik yang telah dijalaskan, yakni:
  1. Integritas
Integritas adalah perjuangan yang gigih untuk mencari apa yang benar, bukannya siapa yang benar. Memiliki integritas berarti bersedia menerima tanggung jawab. Tanda dari integritas adalah tingkah laku yang mengungkapkan hati nurani dan keyakinan. Integritas kepemimpinan menuntut agar sang pemimpin mengatakan pada masyarakat apa yang perlu didengarkan, meskipun mereka tidak ingin mendengarnya.
  1. Empati/ kasih sayang
Kasih sayang merupakan hasil dari keseimbangan yang produktif dan bertanggung jawab antara individualisme dan kerjasama tim.
  1. Pengertian/ pemahaman
Pemahaman adalah kekuatan persepsi yang arif sehingga membuat seseorang mampu manggunakan informasi secara efektif. Pemahaman mencakup mencegah kelangkaan informasi dan juga kelebihan informasi. Pemahaman mencakup pengertian masa lalu, kesadaran akan masa sekarang, dan visi tentang masa depan. Pemimpin harus mampu mengintegrasikan masa sekarang dengan masa yang akan datang, kemudian memproyeksikannya untuk membentuk masa yang akan datang.
  1. Keberanian
Kararteristik yang ke empat dari kepemimpinan adalah keberanian, yaitu keberanian untuk menindak lanjuti keyakinan-keyakinan dengan keteguhan untuk menghadapi tantangan yang terus menerus. Keberanian untuk berkorban dan mengambil resiko serta tidak mementingkan diri sendiri. Keberanian juga merupakan mengatasi berbagai kesulitan dengan gigih. Keberanian bukan berarti tiadanya ketakutan, keberanian adalah mengakui adanya ketakutan akan tetapi menghadapi ketakutan itu secara positif dan bertanggung jawab. Berani berarti mencari tantangan dan mengatasinya.
  1. Komitmen
Seorang yang memiliki komitmen itu lebih kuat dibandingkan banyak orang yang hanya memiliki minat. Tingkat komitmen merupakan kunci yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan. Seorang pemimpin harus memiliki komitmen dan menciptakan komitmen pada diri orang lain dengan persetujuan, bukan paksaan.
  1. Keyakinan
Keyakinan merupakan ketergantungan yang kuat pada nilai-nilai, kepercayaan, dan kompetensi diri sendiri maupun orang lain. Keyakinan memang termasuk keberanian, tatapi keyakinan juga merupakan kelanjutan dari keberanian. Pemimpin yang baik mengerti bahwa keyakinan yang diperlihatkan dengan tindakan dapat memberi inspirasi. Keyakinan datang dari perjuangan-perjuangan menghadapi tantangan-tantangan yang kemudian dapat diatasinya. Yang terpenting adalah tekad yang kuat dan akan melahirkan keyakinan yang tinggi.
  1. Komunikasi
Keyakinan membentuk pandangan yang kuat, dan kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin terkait dengan pandangan-pandangannya. Sebagaimana dalam kompetensi tidak efektif tanpa nurani, demikian juga tidak efektif kata-kata tanpa perbuatan. Seorang pemimpin yang baik memimpin dengan memberikan contoh, dan mendukung tingkah lakunya dengan persuasi verbal. Komunikasi kepemimpinan terletak pada kekuatan persuasi yang dibarengi otoritas. Segala macam bentuk komunikasi merupakan alat bagi pemimpin untuk memberikan inspirasi pada orang lainuntuk meraih yang lebih tinggi dengan harapan, hati, pikiran, dan tangan mereka. 6
Kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam mengembangkan kepemimpinan di dalam diri pemimpin :
  1. menentukan prioriotas
Yakni mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya pribadi, dengan mempertimbangkan banyaknya kemaslahatan yang banyak yang ada didalamnya. Menentukan dan mendahulukan sesuatu hal yang lebih penting dan bersifat urgen bagi kepentingan bersama.
  1. membina integritas
Sebagaimana dijelaskan diatas, membina dan menumbuhkan integritas yang ada dalam diri, dengan bersikap tegas dan penuh tanggung jawab yang diaplikasikan dalam tingkah laku/ tindakan yang berdasarkan kesesuaian dengan hati nurani dengan penuh keyakinan dan wibawa.
  1. menciptakan perubahan positif
Yang harus diperhatikan juga dalam pengembangan kepemimpinan adalah bagaimana caranya seorang pemimpin dapat menciptakan perubahan yang positif, menjadikan suasana kondusif yang menghasilkan perubahan yang lebih baik dan penuh dengan atmosfir optimis dalam melangkah dan menatap masa depan.
  1. mengatasi pemecahan masalah
Seorang pemimpin juga harus peka dan tanggap terhadap masalah yang ada, dan dituntut untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Oleh karenanya seorang pemimpin harus memiliki skill/ ketrampilan dalam problem solving atau dalam mengambil keputusan untuk memecahkan/ mengambil jalan keluar terhadap suatu masalah yang ada.
  1. memupuk sikap positif
Selain tanggap terhadap masalah yang ada, seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat memupuk dan membangun sikap positif yang dimulai dari dalam diri pemimpin itu sendiri dan dari sanalah maka akan timbul aura positif yang akan membawa disekitar/sekelilingnya terbawa menjadi positif pula. Yang akan menciptakan suasana yang penuh dengan semangat yang luar biasa, dan hubungan yang sangat baik antara pemimpin dengan bawahannya.
  1. mengembangkan manusia
mengembangkan manusia yang dimaksud disini adalah mengembangkan potensi yang ada dalam diri dan sumber daya manusia agar mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki.
  1. memperluas wawasan
memperluas wawasan ini merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam mengembangkan kepemimpinan, dengan wawasan inilah yang menjadikan seorang pemimpin memiliki kewibawaan dan kharismatik yang tinggi. Dan upaya meningkatkan intelegensi seorang pemimipin tersebut.
  1. membina disiplin pribadi
membina disiplin ini juga merupakan faktor yang paling penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang baik dan teratur. Dengan disiplin ini maka suatu organisasi atau lembaga kepemimpinan akan terorganisir dengan baik dan teratur. Dan itu dimulai dari dalam diri seorang pemimpin terlebih dahulu. Yang kemudian akan mempengaruhi suasanya disekitarnya.
  1. melaksanakan pengembangan staf.
  Salah satu upaya pengembangan kepemimpinan juga yakni melaksanakan pengembangan staf, yaitu mengelola sumber daya manusia yang tidak hanya ditinjau dari segi kuantitas akan tetapi juga dari segi kualitas yang memadai. Dari kualitas maka akan tercipta suatu kerja sama yang terjalin dengan baik.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapat pengikut. Pemimpin adalah inti dari menejemen, ini berarti bahwa menejemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/ pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menenyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Dalam pengembangan kepemimpinan menuju kepemimpinan yang baik dan positif setidaknya harus memiliki kualitas-kualitas seperti; kematangan emosional, kompetensi teknik, pengabdian, kematangan pertimbangan, empati, semangat, dan disipin. Selain itu dalam usaha mengembangkan kepemimpinan dalam diri terdapat tujuh karakteristik umum yang harus dimiliki yaitu: integritas, empati, pengertian, keberanian, komitmen, keyakinan, dan komunikasi. Sifat-sifat tersebut meresap keseluruh budaya pemimpin, atau organisasi.
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

DAFTAR PUSTAKA

Joe Reynolds. Kepemimpinan Garis Terdepan. Aditya Media
John Adair. 1993. Membina Calon Pemimpin. Jakarta; Bumi Aksara
Hand Out Drs. H. Sardjuli, M. Pd
1 John Adair. 1993. Membina Calon Pemimpin. Jakarta; Bumi Aksara. hal. 3-4
2 Hand Out (Drs. H. Sardjuli, M. Pd)
3 Joe Reynolds, Kepemimpinan Garis Terdepan; Aditya Media. hal. 15
4 Hand Out (Drs.H. Sardjuli, M. Pd)
5 Ibid, hal. 33
6 Joe Reynolds, Kepemimpinan Garis Terdepan; Aditya Media

KOMPETENSI PROFESIONAL

Kompetensi Profesional
Oleh: Fikri Arief H. 

BAB I
PENDAHULUAN

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum maksimal. Bila ditinjau dan diamati masih banyak guru yang belum memiliki profesionalitas yang baik untuk kemajuan pendidikan secara global. Lagu “Umar Bakri” karya legendaris Iwan Fals rasanya sudah cukup lengkap untuk menggambarkan profil guru di Indonesia. Di tengah kehidupannya dengan penghasilan pas-pasan guru dituntut untuk survive dan menghasilkan output yang memiliki hasil belajar dan prestasi yang baik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasannya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi professional. Merupakan kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi.
Profesionalitas guru adalah mutlak diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tanpa profesionalisme, proses pembelajaran dan pendidikan hanya akan jalan ditempat, tidak ada tanda-tanda dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
KOMPETENSI PROFESIONAL

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut bertanggung jawab dalam usaha mewujudkan generasi umat (anak bangsa) yang potensial. Oleh karena itu, guru guru merupakan salah satu unsure di bidang kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang.
Guru adalah seorang pendidik yang harus memiliki integritas yang tinggi. Sehubungan dengan kedudukan seorang guru , maka menurut Sardiman, 2005:125, “guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidikan yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam mewujudkan cita-citanya”. Tugas pokok seorang guru adalah mendidik peserta didiknya dalam berbagai keilmuan dalam rangka mencapai tujuan dalam meningkatkan pendidikan yang bermutu dan berkualiatas. Menjadi guru adalah pilihan prestasi yang mulia. Oleh karenanya merupakan kewajiban guru untuk menjaga kemuliaan profesinya dengan cara melaksanakan pengabdiannya secara professional. Demikian peranan penting dalam kerangka system pendidikan yang menentukan berhasil atau gagalnya suatu proses pendidikan. Karena itu, menurut Muhammad Ali (1996:44) “kehadiran seorang guru haruslah seorang yang memang professional dalam arti memilik ketrampilam dasar mengajar yang baik, memahami atau menguasai bahan dan memilliki loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru”. Dengan demikian guru dituntut harus memiliki kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi professional.
Kompetensi professional yang dimaksud disini adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing para peserta didik. Muhammad Uzer Usman menyebutkan, “semakin para guru melaksanakan fungsi dan tanggung jawab, maka akan semakin terjamin terciptanya dan terbinanya kesiapan akan kehandalan seseorang sebagai manusia pembangun. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan terjamin dari potret diri seorang guru masa kini, dimana gerak majunya dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para gurunya di tengah masyarakat.
Dalam sumber lain kompetensi professional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari beberapa kompetensi sebagai berikut:
1. kemampuan untuk menguasi landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran.
2. pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar.
3. kemempuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.
4. kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran.
5. kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
6. kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7. kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8. kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.
9. kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
Guru harus mempunyai berbagai kemampuan dan penguasaan, baik terhadap ilmu pengetahuan maupun yang berhubungan dengan sikap dan prilaku yang sangat mendukung dan menentukan bagi profesinya sebagai guru untuk dapat tampil dan berkomunikasi dengan baik.
Dalam islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara professional, dalam artia harus dilakukan secara benar. Itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang ahlinya. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. HR. Al-Bukhari.
Adapun prinsip-prinsip profesionalitas sebagaimana dinyatakan pada Undang-undang kependidikan BAB II pasal 7 yang menyatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
4. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan atas tugas keprofesionalanya.
5. memiliki kompetensi yang diperrlukan sesuai dengan bidang tugas.
6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. memiliki kesempatan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8. memiliki jaminan perlindungan hokum dan melaksanakan tugas keprofesionalan.
9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-halyang berkaitan dengan tugaskeprofesionalan guru.
Dan juga merujuk pada Undang-undang Guru dan Dosen (pasal 1ayat 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Undang-undang tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa guru adalah seorang pendidik professional yang harus diaktualiasasikan. Sementara itu, perwujudan kerja professional guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme yitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk mewujudkan diri sebagai guru professional.
Kualitas profesionalisme ditunjukan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut:
1. keinginan untuk selalu menampilkan prilaku yang mendekati standar ideal.
2. meningkatkan dan memelihara citra profesi.
3. keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan ketrampilan.
4. mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
5. memiliki kebanggaan terhadap profesi.
Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut berada dalam diri pribadi guru yang bersumber dari kualiatas kepribadian, pendidikan dan pengalamanya. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi intelektual, fisik, pribadi, social dan spiritual.
Bila merujuk pada fungsi guru sebagai tenaga professional adalah meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Oleh karenanya guru diwajibkan memenuhi standar kompetensi sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 yang mengemukakan ada 4 kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Keempatmya merupakan kompetensi yang sangat urgen dalam mencapai seorang guru yang professional sebagai seorang pendidik.
Dalam melaksanakan tugas kependidikan, guru sebagai professional layak dan harus memperoleh penghasilan yang pantas sehingga memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesionalitasnya. Sebagai professional, guru tentu memiliki komitmen tinggi terhadap kewajiba, hak dan etikanya. Guru memiliki beban moral yang harus ditanggungnya karena guru adalah seorang panutan/ yang menjadi contoh bagi para peserta didiknya. Karena itulah seorang guru harus menjada keprofesionalannya.

BAB III
PENUTUP

Demikian sedikit ulasan mengenai kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang guru/ pendidik demi terwujudnya tenaga pengajar yang professional dan ahli dalam mencetak kader-kader bangsa penerus perjuangan pemerintahan yang demokratis.
Semoga dengan pembahasan ini dapat menjadi bahan pencerahan bagi pendidik dan peserta didik dalam mencapai pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Terakhir, semoga makalah yang tersaji ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan.
Hasbunallah Wa ni’mal Wakil

DAFTAR PUSTAKA
· Rahman Nazarudin. 2009. Regulasi Pendidikan. Yogyakarta; Pustaka Felicha.
· Aqib Zaenal, Rohmanto Elham. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung; Yrama Widya.


RPP Tauhid-Keutamaan Doa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )

Sekolah : SMP Diponegoro Yogyakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Tauhid
Kelas / Semester : VIII / 2
Standar Kompetensi : Memahami Keutamaan Doa
Kompetensi Dasar : Menjelaskan keutamaan doa terhadap ketentuan Allah (takdir)
Indikator – indikator :
  • Menjelaskan keutamaan doa
  • Mendeskripsikan doa terhadap ketentuan Allah (takdir)
  • Memahami dalil qur’an dan hadis tentang keutamaan doa
Alokasi waktu : 1 x 40 menit
  1. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran diharapkan siswa dapat
  1. Menjelaskan keutamaan doa
  2. Mendeskripsikan doa terhadap ketentuan Allah (takdir)
  3. Memahami dalil qur’an dan hadis tentang keutamaan doa

  1. Materi Pembelajaran
  1. Keutamaan doa
  2. Mendeskripsikan pengaruh doa terhadap takdir
  3. Dalil qur’an dan hadist tentang keutamaan doa
  1. Metode Pembelajaran :
  • Ceramah
  • Tanya jawab
  • Diskusi
  • Pemberian tugas
  1. Langkah-langkah Kegiatan
  1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
  1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa serta mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
  2. Guru menanyakan kembali materi pembelajaran yang telah lalu. (Apersepsi)
  3. Guru menanyakan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan. (Pretest)
  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
  5. Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan disampaikan (doa dan takdir) dengan cara menyuguhkan pembahasan yang menarik.
  1. Kegiatan inti (30 menit)
  1. Guru mengelompokkan siswa menjadi 3 bagian.
  2. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang doa dan takdir dilengkapi dengan media LCD.
  3. Guru memberikan pertanyaan langsung sesuai materi yang diajarkan.
  4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang telah disampaikan.
  5. Guru memberikan lembar soal kepada siswa untuk didiskusikan.
  6. Guru dan siswa bersama-sama menjawab soal yang telah didiskusikan tiap kelompok.
  1. Kegiatan Penutup (5 menit)
  1. Guru menanyakan kembali materi yang sudah dijelaskan kepada siswa. (Post test)
  2. Guru memberikan kesimpulan terakhir tentang materi yang telah dipelajari.
  3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan dirumah dan meminta mempelajari juga materi yang akan dipelajari pertemuan selanjutnya.
  4. Guru menutup pelajaran dengan salam.
  1. Sumber dan Media Pembelajaran
  1. Lcd/ media audio visual
  2. White Board
  3. LKS
  4. Buku Tauhid   (Keutamaan Doa dan dzikir)
  1. Penilaian
        1. Tes Tertulis dan lisan
        2. Keaktifan selama pembelajaran berlangsung
        3. Penugasan

Mengetahui,
Yogyakarta, 11 Mei 2011
Kepala Sekolah SMP Diponegoro




DR. Fikri Arief Husaen, M.Ag
NIP. ………………………….

Guru Mata Pelajaran




Ahmad Triyono, S. Pd.
NIP. ...........................
Lampiran Materi Ajar

Keutamaan Doa

Rasulullah SAW bersabda: “Addu’a mukhul ibadah” Doa adalah otak/intisari ibadah. (HR. Tirmidzi). Mengapa demikian? Karena ketika seseorang sedang berdoa sebenarnya ia sedang memposisikan diri sebagai seorang hamba yang butuh pertolongan maha penciptanya. Sebaliknya orang yang tidak pernah berdoa kepada Allah SWT berarti dia sombong yang menyebabkan Allah murka. Dalam suatu hadis dijelaskan bahwa:
“Doa adalah ibadah, rabb kalian berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya aku akan memperkenankan bagimu.” (HR. Abu dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)
Selain itu doa adalah silahul muslimin, yaitu senjata bagi seorang muslim dalam mengarungi kehidupan yang juga sebagai benteng dan obat yang merupakan pintu segala kebaikan. Dengan izin Allah doa dapat mengubah segalanya. Allah SWT berfirman:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka jawablah, bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) ku dan hendaklah mereka beriman kepadaku agara mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqoroh: 186)
Diriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ.
"Tidak ada sesuatu pun di sisi Allah subhanahu wata’ala yang lebih mulia daripada doa."
Diriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ اللهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكُرَبِ، فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ.
"Siapa saja yang suka agar Allah mengabulkan doanya pada waktu kesusahan dan kesem-pitan maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu senang."

Dalam hadis dikatakan bahwa, Dari Salman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Tak ada yang dapat menolak takdir selain doa, dan tak ada yang dapat memperpanjang umur selain kebajikan.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2139. Al-Albani menganggapnya hasan lighairih dalam Shahih At-Targhib, no. 1639).
Ada beberapa hadits lain yang senada dengan ini dan menunjukkan bahwa takdir bisa dicegah dengan doa, tapi semuanya dha’if. Sedangkan hadits ini derajatnya hasan, sehingga bisa dipakai sebagai hujjah. Dan hadis lain mengatakan, “Tidak menambah umur kecuali kebajikan, dan tidak bisa menolak takdir kecuali doa. Sesungguhnya seseorang itu bisa terhalangi dari rizkinya karena dosa yang ia perbuat.” (HR. Ahmad, Ibnu Majjah dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Adz-Zahabi dan Al-Iraqi).
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Doa itu adalah suatu penyebab yang bisa menolak bala. Jika doa lebih kuat darinya maka ia akan mendorongnya, dan jika penyebab bala yang lebih kuat maka ia akan mengusir doa. Karena itu diperintahkan ketika ada gerhana dan bencana besar lain untuk shalat, berdoa, beristighfar, sedekah dan memerdekakan budak. Wallahu’alam.” (Al-Fatawa, 8/193). Dan Ibnul Qoyyim berkata: “Doa termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh bala, ia mendorongnya dan mengobati, ia menahan bala atau mengangkat atau meringankannya jika sudah turun.”
Adapun perihal maqbulnya sebuah doa bisa dilihat pada waktu-waktu tertentu sesuai yang dijelaskan dalah hadis bahwa pada suatu saat Rasulullah ditanya, “Pada waktu apa doa (manusia) lebih didengar oleh Allah?” lalu Rasulullah Saw menjawab, “ Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam).” (Mashabih Assunah) kemudian doa yang diucapkan antara adzan dan iqomat tidak ditolak oleh Allah. (HR. Ahmad)
Sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk berdoa dan memohon hanya kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Bermohonlah kepada rabmu disaat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadis Qudsi): “Barang siapa berdoa (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan doanya diwaktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsipa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa memohon kepada-Ku dengan rendah diri maka aku merahmatinya dan barangsiapa memohon pengampunanku maka aku ampuni dosa-dosanya.” (Ar-Rabii’)

Bagaimana doa bisa menolak takdir padahal takdir sudah ditentukan?
Jawabnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menciptakan takdir dan menciptakan pula sebabnya. Allah maha tahu apa yang akan terjadi nanti dan Ia tidak mungkin lupa atau kecolongan sehingga mengubah keputusan-Nya yang telah lalu. Tapi itu semua berada dalam dimensi ilahiyyah yang tak mungkin bisa diselami akal manusia yang serba terbatas ini. Maka tak perlu membahas masalah tersebut lebih lanjut.
Manusia hanya diperintahkan untuk melakukan sebab. Bila ingin mendapatkan rezki harus bekerja, tidak mungkin bisa kaya dengan bermalas-malasan. Nah, kerja adalah sebab dan rezki memang di tangan tuhan. Hanya orang kurang akal yang mengatakan, “Ah, buat apa bekerja bukankah rezki di tangan tuhan. Jadi, kalau saya sudah ditakdirkan kaya, maka saya akan kaya dengan sendirinya.”
Demikianlah doa, ia merupakan sebab yang diciptakan Allah untuk memperoleh keuntungan dan menolak kerugian, sama seperti kerja yang diciptakan sebagai sebab untuk mendapat kekayaan.
Kesimpulannya, takdir sudah ditetapkan dan tidak akan berubah dalam dimensi Allah. Ia hanya akan berubah dalam dimensi manusia. Manusia tidak boleh tahu apa yang sudah diputuskan Allah, tapi hanya harus berusaha untuk mendapatkan yang terbaik. Dan, Allah telah menunjukkan jalan terbaik untuk selamat dari keburukan yang kemungkinan besar akan terjadi, yaitu dengan doa. Itulah takdir dalam dimensi manusia, sesuatu yang sudah dipastikan akan terjadi, sehingga secara logika tak mungkin tertolak. Misalnya, ada yang sakit dan menurut dokter tinggal menunggu waktu saja dan tidak mungkin disembuhkan. Tapi, dengan doa siapa tahu terjadi keajaiban dan yang bersangkutan ternyata sembuh. Inilah maksud doa menolak takdir. Walahu ‘alam.

Kisah nyata:
Kisah ini dialami oleh salah seorang hamba Allah yang bekerja di PT Sanyo Electronics Cikarang. Ia mengalami kehamilan pertama, dan ketika diperiksa oleh dokter ternyata janin yang ia kandung terinveksi virus rubella akibat sakit yang diderita sang ibu. Virus itu menyerang pada saat usia kandungannya 3,5 bulan. Hasilnya, sang bayi positif akan lahir dalam keadaan cacat, seperti buta, gangguan pendengaran dan lain sebagainya.
Beberapa kali ia berusaha memeriksakan kandungannya melalui USG. Menurut dokter yang memeriksa bayi tersebut memiliki kelainan kromosom di tengkorak belakang yang akan mengakibatkan anak itu jadi idiot setelah lahir nanti.
Dengan perasaan tak menentu sang teman ini berusaha untuk pasrah. Sampai pada saatnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di RSCM. Pada malam sebelum pemeriksaan itu dia bangun shalat tahajjud dan berdoa kepada Allah, dengan keyakinan penuh bahwa Allah pasti mendengar doa hamba-Nya yang kesusahan. Lalu dia juga berusaha bertawassul dengan meminum air zam-zam. Dan sangat mengejutkan bahwa hasil pemeriksaan di RSCM menyatakan bahwa sang janin sehat dan tidak terdapat kelainan apapun. ALLAHU AKBAR!
Bukan main gembiranya perasaan sang teman ini, dan dia merasakan betapa Allah maha baik bila diminta dengan ikhlas oleh sang hamba. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengenakan jilbab (sebelumnya dia tidak berjilbab) pasca melahirkan sebagai bentuk syukurnya kepada Allah Taala.
Dari sini ada beberapa hal menurut pandangan syar’i mengapa anaknya itu sembuh. Beberapa ikhtiyar yang dia lakukan adalah:
-Dia berdoa
-Dia pasrah pada keputusan Allah
-Dia Shalat Tahajjud
-Dia bertawassul dengan meminum air zamzam
Semua itu memang disunnahkan, dan masing-masing akan menyebabkan terkabulnya doa bila dilakukan ikhlas dan memasrahkan diri kepada Allah Ta’ala. Ini adalah salah satu makna hadits Rasulullah SAW di atas yang menerangkan bahwa doa bisa mengubah takdir. Maksudnya, takdir yang sudah diperkirakan bakal terjadi tapi masih mengandung kemungkinan lain. Wallahu a’lam.

LEMBAR KERJA SISWA
LATIHAN
A.Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. “Addu’a mukhul ibadah” artinya….
a.Doa adalah intisari ibadah
b.Doa adalah kekuatan ibadah
c. Doa adalah perisai ibadah
d.Doa adalah keutamaan ibadah
e.Doa adalah keagungan ibadah
2.Orang yang tidak pernah berdoa berarti….
a.pemalas
b.sombong
c.tidak tahu diri
d.tidak tahu malu
e.durhaka
3.Salah satu keutamaan doa, kecuali….
a. sebagai perisai
b. sebagai obat
c. sebagai pintu segala kebaikan
d. sebagai penolak bala
e. sebagai jimat
4. Waktu yang paling baik untuk berdoa, kecuali….
a. antara adzan dan iqomat
b. Akhir shalat fardhu
c. pada tengah malam
d. pada hari jum’at
e. saat susah
5. Umar bin Khattab membatalkan niatnya untuk memasuki sebuah kampung yang sudah terjangkit penyakit kolera karena beliau…
a. takut mati
b. takut tertular
c. menolak takdir
d. melarikan diri dari takdir
e. mencari takdir yang lebih baik
6. Ketika seorang pencuri ditanya, ia menjawab, ”saya mencuri karena saya hanya sekedar menjalani takdir Tuhan, pernyataan tersebut adalah….
a. Benar
b. Dianjurkan
c. Salah
d. Dibolehkan
e. Diharuskan
7.Jika seseorang sudah ditakdirkan menjadi bodoh, dengan doa dan belajar, maka ia akhirnya pandai juga. Pernyataan ini bukti doa mampu merubah ….
a. takdir buruk
b. takdir baik
c. keadaan buruk
d. keadaan baik
e. nasib buruk
8. Allah swt berfirman: ”sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha …..” lanjutan dari firman Allah itu….
a. mengubahnya sendiri
b. menjadi orang yang bertaqwa
c. dengan sekuat tenaga
d. sambil berdo’a
e.mempelajari ilmu pengetahuan yang berguna
9.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ اللهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكُرَبِ، فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ.
Makna yang digaris bawahi adalah….
  1. maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu senang
  2. maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu susah
  3. maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu lapang
  4. maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu sempit
  5. maka hendaklah dia memperbanyak doa pada waktu sakit
10. لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ.
Arti hadis diatas adalah….
  1. tiada satupun disisi Allah yang lebih mulia daripada doa
  2. tiada satupun disisi Allah yang lebih mulia daripada taqwa
  3. tiada satupun disisi Allah yang lebih mulia daripada iman
  4. tiada satupun disisi Allah yang lebih mulia daripada ihsan
  5. tiada satupun disisi Allah yang lebih mulia daripada islam

Senin, 09 Mei 2011

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A.   Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Dalam Islam terdapat tiga istilah yang digunakan untuk menunjukkan makna pendidikan, antara lain:
1.      Tarbiyah
Konsep Tarbiyah dalam Al qur’an surat Al Fatihah; “Segala puji bagi Allah, Tuhan (Rabb) semesta alam”. Rabb diartikan Tuhan karena Dia Yang mencipta, mendidik dan memelihara makhluk-Nya sesuai dengan fitrahnya sehingga Pendidikan Islam harus bersifat Rabbany (mendidik dan memelihara).
2.      Ta’dib
Istilah Ta’dib dalam hadits Rosululloh SAW; “Tuhanku telah mendidikku (addabany), maka Dia sempurnakan pendidikanku (Ta’diby)”. Addaba diartikan mendidik sehingga Pendidikan Islam harus bertujuan mendidik.
3.      Ta’lim
Berasal dari “allama” yang berarti “pengajaran”, arti ini lebih universal dari tarbiyah dan ta’dib. Sehingga dapat diartikan sebagai aktifitas pendidikan yang selalu melibatkan belajar, tetapi tidak semua belajar melibatkan pendidikan.
B.   Arti Pendidikan Islam
1.      Menjaga dan memelihara fitrah anak
2.      Mengembangkan seluruh potensi anak
3.      Mengarahkan fitrah anak dan seluruh potensi anak ke arah yang baik, benar dan sempurna
4.      Pendidikan Islam sebagai proses pendidikan yang bertahap
Pendekatan untuk memahami konsep pendidikan islam:
a.       Pendidikan sebagai pengembangan potensi, pendidikan berguna dalam diri seseorang untuk mengetahui dan menggali kemampuan, minat dan bakatnya agar dapat dikembangkan secara sadar maupun tidak sadar.
b.      Pendidikan sebagai pewarisan budaya, pendidikan merupakan salah satu hasil karya manusia yang terjadi secara turun temurun sehingga dapat diwariskan kepada penerusnya.
c.       Pendidikan sebagai  interaksi antara potensi dan budaya, pendidikan sebagai penilai, perantara dan penghubung kemampuan seseorang dengan hasil karyanya.
C.   Konsep Pendidikan Islam
·         Anwar Jundi, pendidikan Islam adalah pendidikan yang utuh dan sempurna, meliputi seluruh dimensi manusia, yakni: ma’rifah,  al-riyadhoh dan al-iman.
·         H.M. Arifin, pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan suatu hikmah
·         M. Munir Mursi, pendidikan Islam adalah pendidikan yang utuh dan sempurna yang dibangun atas prinsip dasar (asas):
.          mendidik kesempurnaan kepribadian secara terpadu (utuh)
.          berorientasi pada integritas dan perbuatan
.          sebagai refleksi iman dan Islam yang menuntut satunya ucapan dan perbuatan
.          berkesinambungan antara kehidupan dunia dan akhirat
.          kesatuan antara pendidikan individu dan sosial secara simultan
.          pendidikan hati nurani manusia
Asas Pendidikan Islam
1)      Pendidikan fitrah dan manusiawi
2)      Berorientasi pada nilai baik dan maslahah
3)      Pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup manusia
4)      Memelihara internasionalisme dan nilai-nilai luhur
5)      Mengembangkan nilai inovatif
3 Pilar Konsep Pendidikan Islam
1)      Nilai ideal, memberi acuan yang utuh dan menyeluruh bagi Pendidikan Islam serta integrasi pengetahuan, sikap dan perbuatan
2)      Nilai spiritual, menjadi acuan bagi Pendidikan Islam sepanjang hidup manusia yang berkesinambungan antara kehidupan dunia dan akhirat
3)      Nilai humanistik, memberi acuan bagi Pendidikan Islam yang bertumpu pada pendidikan hati nurani
Sasaran Pendidikan Islam
Dalam proses pendidikan Islam, peserta didik yang mempunyai daya tubuh, daya hidup, daya akal dan daya kalbu sebagai objek sekaligus subjek pendidikan Islam  di proses oleh norma, nilai dan prinsip-prinsip islam yang kuat dan secara tegas mengatur kehidupannya untuk menghasilkan outcome pribadi muslim yang bertaqwa.
D.  Arti Ilmu Pendidikan Islam
Pengetahuan tentang pendidikan keagamaan (Islam) yang tersusun secara sistematis menjelaskan adanya fenomena pendidikan islam secara logis dan empiris.
Pembidangan ilmu agama islam dibagi menjadi:
1.      Sumber ajaran islam
2.      Pemikiran dasar islam
3.      Hukum islam dan pranata sosial
4.      Sejarah dan peradaban islam
5.      Bahasa dan sastra islam
6.      Pendidikan islam
7.      Dakwah islam
8.      Perkembangan modern / pembaharuan dalam islam
E.   Kedudukan Ilmu Pendidikan Islam
Pendidikan sebagai ilmu pendidikan bersifat teoritis dan praktis.
·         Bersifat teoritis karena memberikan pemikiran yang tesusun secara teratur  dan logis tentang masalah-masalah pendidikan.
·         Bersifat praktis karena memberikan pemikiran-pemikiran tentang masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik
F.   Ruang Lingkup Masalah Pendidikan
Pendidikan ditinjau dari bentuknya terdiri dari :
1.      Lingkungan pendidikan keluarga
2.      Lingkungan pendidikan sekolah
3.      Lingkungan pendidikan luar sekolah
Sedangkan Pendidikan ditinjau dari masalahnya terdiri dari ;